 |
| Warga Pertanyakan Transparansi dan Pelayanan Kalurahan Tirtomartani |
Sleman,Buserinvestigasi.com
Suasana sunyi menyelimuti kantor Kalurahan Tirtomartani, Kalasan, Sleman, tatkala Joko Sulistyo, warga setempat, datang hendak meminta penjelasan mengenai sejumlah dokumen publik Harapannya untuk bertemu aparat kelurahan pupus, sebab seluruh perangkat desa termasuk staf, Bapekal, Bhabinkamtibmas, hingga Babinsa,diketahui sedang melakukan studi tiru ke Malang sejak Kamis malam.
“Pelayanan katanya buka, tapi tak satu pun pejabat berwenang yang bisa ditemui. Saya diminta kembali hari Senin,” ujar Joko,
Kekecewaan Joko bukan tanpa sebab. Ia telah berulang kali melayangkan surat resmi mempertanyakan isi Peraturan Kalurahan (Perpal), khususnya soal tanah kas desa, pengarem-arem, hingga keberadaan menara BTS yang menurutnya tidak diatur dalam dokumen tersebut.
Meski akhirnya diperbolehkan memfotokopi Perpal, Joko menilai transparansi masih minim. Ia bahkan mengaku sempat dipatahkan secara verbal oleh pejabat kelurahan saat meminta jawaban tertulis. “Saya hanya minta dijawab secara administratif. Tapi tanggapannya seolah-olah, suratmu buat apa dari pada nanti kamu ditertawain,” imbuhnya.
Surat ketiga yang dilayangkan Joko juga tak kunjung berbuah balasan. Ia bahkan menyatakan bahwa sebagian padukuhan enggan menerima suratnya, termasuk Padukuhan Kringinan. “Akhirnya saya titipkan saja di kantor kelurahan,” tuturnya, kepada awak media pada Jumat, (20/6/2025).
Joko menegaskan, dirinya telah menembuskan surat ke sepuluh instansi, termasuk kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, demi mendapatkan kejelasan. Ia juga mempertanyakan sumber dana studi tiru ke Malang tersebut, serta urgensi keikutsertaan unsur Babinsa dan Bhabinkamtibmas dalam kunjungan yang semestinya administratif itu.
“Sebagai warga, saya berhak tahu. Keterbukaan anggaran, dokumen publik, dan pelayanan itu bagian dari hak masyarakat,” pungkasnya. (RA)
