Memori Leluhur dan Sejarah yang Terlupakan di Deli Serdang" |
Deliserdang | buser-investigasi.com
Taufik Rahman, seorang warga asli Lubuk Pakam, menyampaikan kisah yang penuh emosi tentang sejarah perjuangan dan kontribusi keluarganya dalam membangun Deli Serdang. Dalam curahan hatinya, ia mengungkapkan kebanggaan dan keprihatinan atas nasib sejarah yang kerap diabaikan oleh generasi sekarang.
Melalui cerita Taufik, kita mengenal nama-nama seperti Atok H. OK Syahbuddin dan Wak OK Syarul Aman, leluhurnya yang berperan besar dalam perjuangan mempertahankan Deli Serdang. Mereka berjuang bersama tokoh-tokoh besar, termasuk almarhum Bupati Kendal Kliat, Tuanku Tengku Abunawa Sinar, dan lainnya. Bahkan, kursi rotan pemberian Bupati Kendal Kliat kepada keluarga mereka menjadi artefak yang masih terjaga hingga saat ini.
Keluarga Taufik juga mendirikan Yayasan YAKMI, salah satu sekolah pertama di Deli Serdang yang membuka akses pendidikan untuk berbagai suku dan golongan. Meskipun tanah yayasan tersebut kini berubah menjadi kawasan pemukiman, kenangan akan perannya masih membekas bagi masyarakat yang merasakan manfaatnya.
Taufik juga menceritakan tentang Tugu Pejuang di Taman Makam Pahlawan Lubuk Pakam, yang dirancang menyerupai bambu runcing. Tugu ini adalah hasil inisiatif sembilan tokoh Angkatan 66, salah satunya Wak dari Taufik. Sayangnya, tugu yang penuh nilai sejarah itu kini kurang mendapat perhatian yang layak.
Kisah perjuangan lainnya muncul dari cerita tentang pertempuran melawan penjajah di sekitar Masjid Muhammadiyah Lubuk Pakam. Di lokasi tersebut, nenek Taufik berperan penting dengan memasak makanan untuk para pejuang dan mengumpulkan peluru di medan perang. Perjuangan ini menunjukkan betapa besarnya pengorbanan masyarakat lokal dalam melawan penjajah.
Cerita Taufik juga mengungkap konflik masa lalu Kesultanan Serdang yang istananya dihancurkan akibat dinamika politik dan tekanan penjajah. Atoknya, seorang Datok Menteri yang dikenal dekat dengan rakyat, pernah dipenjara tetapi dibebaskan berkat dukungan masyarakat. Identitas Melayu kembali bangkit saat kepemimpinan Tengku Rizal Nurdin membuka ruang bagi budaya Melayu untuk kembali dihormati.
Lewat kisah Taufik, kita diingatkan akan pentingnya menghormati sejarah lokal. "Kalau bukan kita yang menjaga sejarah leluhur, siapa lagi?" tanya Taufik penuh harap. Kisah ini bukan sekadar cerita masa lalu, tetapi panggilan untuk generasi sekarang agar tidak melupakan perjuangan dan warisan yang membentuk Deli Serdang hari ini.