![]() |
| Gunawan Benjamin |
Sumut | buser-investigasi.com
Intervensi pasar yang dilakukan Gubernur Sumut Bobby Nasution menekan laju inflasi kembali membuahkan hasil. Di sejumlah pasar tradisional yang ada di Medan dan Deliserdang sebagai penyumbang inflasi terbesar di Sumut, cabai merah turun ke kisaran harga Rp45.000 dari dua hari sebelumnya di harga Rp72.000.
Pantauan wartawan, Kamis 30/10/2025 di pasar tradisional di Deliserdang yakni Pasar Gambir Jl Medan-Bagangkuis, kawasan Tembung, harga cabai merah gunung berada di harga Rp48.000 per kilogram dari sebelumnya Rp75.000.
Di hari yang sama, di Pasar Tradisional Batangkuis Kecamatan Batangkuis, harga cabai merah berda di angka Rp48.000/kilogram dari sebelumnya di harga Rp72.000
Sementara di Kota Medan, harga cabai di pasar tradisional juga mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil pemantauan melalui Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga cabai merah mengalami penurunan harga yang cukup tajam dalam dua hari perdagangan terakhir.
Harga cabai merah ditransaksikan turun menjadi Rp52 ribu per Kg, dari posisi sebelumnya di hari Senin yang dijual Rp79.200 per Kg.
Pengamat Ekonomi Gunawan Benyamin menilai penurunan harga cabai merah sejauh ini dipicu bertambahnya saluran distribusi cabai merah dari wilayah lainnya. Kalau sebelumnya Sumu mendatangkan cabai merah dari Jawa, Sumatera Selatan, Lampung serta tentunya produksi cabai merah dari lokal, saat ini cabai merah juga didatangkan dari wilayah Sulawesi.
"Ditambah lagi pada bulan November, cabai merah dari Sumatera Barat dan Aceh juga berpeluang masuk ke wilayah Sumut," ungkap Gunawan.
Jadi dengan skenario tersebut, akademisi FE UISU itu menilai harga cabai merah berpeluang untuk ditransaksikan dalam rentang Rp35.000 hingga Rp40 ribu/Kg.
Namun dia menyarankan, sebaiknya pemerintah tidak mempertimbangkan untuk melakukan intervensi pasar lagi. Dikarenakan cabai merah dalam tren penurunan.
"Karena intervensi yang dilakukan nantinya akan menguras anggaran, dan pastinya bisa menekan harga cabai di level petani," ungkap Gunawan.
Di sisi lain, Gunawan menyampaikan tren penurunan harga cabai merah seperti sekarang ini juga akan menelan korban pedagang besar yang salah dalam memberikan penawaran harga ke petani. Tidak sedikit pedagang alami kerugian di saat ada tren penurunan harga cabai.
Kerugian ini timbul umumnya karena perbedaan informasi harga di petani (dataran tinggi), dengan kesepakatan harga cabai merah yang masuk dalam bentuk cabai kardus.
Di sisi lainnya produksi cabai merah di Sumut diproyeksikan akan stagnan hingga Desember 2025. Ada kebutuhan tambahan yang harus didatangkan dari wilayah lainnya.
"Sehingga saya memproyeksikan harga cabai merah di November bis amenyentuh 35 hingga 40 ribu per Kg. Harga yang sedikit berada di atas harga keekonomiannya," ujarnya.
Terpisah, peneliti Sumut Creative Project Amrizal Amran menilai tren penurunan harga cabai merah tersebut dampak dari intervensi pasar yang dilakukan Gubsu Bobby Nasution.
"Intervensi itu mempengaruhi harga pasar. Dan memang intervensi itu berangsur-angsur membuahkan hasil," ujar Amrizal Amran.
Namun dia menyarankan agar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut tetap mengawal ketersedian stok dan harga pangan di Sumut.
"TPID itu kan ada BI, BPS, Bulog, Kepolisian dan dinas terkait. Ini harus terus mengawal agar langkah berani dan tanggap Gubernur Bobby selama ini tidak berjalan sia-sia," tukas Amrizal Amran. (*)
