 |
| Aksi ARPI' Daster Pink Warnai Desakan Penuntasan Kasus Hibah Pariwisata Sleman |
SLEMAN,Buserinvestigasi.com| – Aksi protes kembali digelar Aliansi Rakyat Peduli Indonesia (ARPI) di depan Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Sleman, Senin (2/6/2025), menuntut penyelesaian kasus dugaan korupsi dana hibah pariwisata tahun anggaran 2020. Kasus yang telah memasuki tahun kedua penyidikan ini ditengarai merugikan negara hingga Rp10 miliar.
Sekitar 30 orang mengikuti aksi tersebut. Namun, perhatian publik tertuju pada Koordinator ARPI, Dani Eko Wiyono, yang berorasi dengan mengenakan daster berwarna pink. Pakaian itu dipakai sebagai bentuk sindiran terhadap lambannya penanganan kasus oleh pihak Kejari.
“Kalau Kepala Kejari tidak berani menyelesaikan kasus ini, ganti saja pakai daster,” teriak Dani dalam orasinya.
ARPI mendesak Kepala Kejari Sleman untuk memberikan penjelasan perkembangan kasus secara terbuka di hadapan publik dan media, bukan dalam forum terbatas yang selama ini dinilai tidak transparan. Dani menegaskan, audiensi tertutup hanya memunculkan kecurigaan publik terhadap potensi kongkalikong dalam proses hukum.
 | |
Aksi ARPI' Daster Pink Warnai Desakan Penuntasan Kasus Hibah Pariwisata Sleman |
“Sudah berkali-kali target penetapan tersangka meleset. Dulu dijanjikan April 2025, kini katanya sebelum Idul Adha. Tapi sampai hari ini, tak ada kejelasan,” ujar Dani. Bahkan, saat aksi berlangsung, Kajari Sleman dan Kasi Pidana Khusus justru tidak berada di kantor. Kasi Intel Kejari Sleman, Murti Ari Wibowo, mengatakan keduanya sedang bertugas di luar, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Dani menyebut telah mengantongi rekaman pernyataan pihak Kejari yang menjanjikan penuntasan kasus, namun belum ia publikasikan. Ia meminta audiensi terbuka digelar antara 8 hingga 15 Juni mendatang, disaksikan langsung oleh awak media. “Kalau memang tidak mampu, nyatakan saja SP3. BPKP sudah menyatakan ada kerugian negara. Kami hanya menuntut keberanian dan kejelasan hukum,” tegasnya.
Menurut ARPI, aksi ini belum berakhir. Daster pink hanyalah simbol pemanasan. Mereka menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas dan transparan. (RA)
