
![]() |
Bobol Rumah di Deliserdang, 7 Perampok Bersenpi Ditangkap, Pecatan TNI Terlibat |
MEDAN | buser-investigasi.com
Polrestabes Medan menangkap komplotan perampok bersenjata api yang membobol rumah mewah di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Dalam kasus ini, ada seorang pecatan TNI yang turut ditangkap.
Plh Kabid Humas Polda Sumut Kombes Yudhi Pinem mengatakan peristiwa itu terjadi di Jalan Metal, Komplek Cemara Cemara Hijau, Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Jumat (17/1) sekira jam 15.00 WIB. Saat kejadian, rumah tersebut dalam keadaan kosong.
"Jadi, modusnya adalah membongkar rumah saat kosong atau tidak berpenghuni," kata Yudhi saat konferensi pers di Polrestabes Medan, Senin (10/2)/2025.
Yudhi menjelaskan para pelaku mencuri brankas yang berisi uang tunai sebanyak Rp 200 juta, emas, dua sertifikat rumah, 11 BPKP Mobil, dan sejumlah surat berharga lainnya. Atas kejadian itu, korban mengalami kerugian sekitar Rp 1 miliar.
Para pelaku, kata Yudhi, masuk ke rumah korban dengan merusak pintu. Setelah itu, pelaku mengambil brankas yang berada di lantai dua.
"Atas kejadian tersebut, korban membuat laporan ke Polsek Medan Tembung. Kerugiannya sekira Rp 1 miliar," sebutnya.
Pihak kepolisian pun menyelidiki kasus tersebut hingga akhirnya menangkap tujuh pelaku. Para pelaku, yakni AH (30), AAR (39), RL (32), MJA (27), L (54), FP (41), dan AW (31). AW ini merupakan pecatan TNI.
"Sementara satu orang, pecatan (TNI)," kata Yudhi.
Para pelaku, kata Yudhi, ditangkap secara bertahap pada 4-8 Februari 2025. Saat ini, petugas kepolisian masih memburu satu pelaku lainnya bernama Sutrisno.
Perwira menengah Polri itu menjelaskan bahwa para pelaku ini telah beraksi di sejumlah wilayah lainnya, seperti di Kota Pematangsiantar dan Lampung. Para pelaku melancarkan aksinya dengan mencari rumah-rumah mewah yang tengah ditinggal pemiliknya.
Selain menangkap para pelaku, petugas kepolisian juga mengamankan sejumlah barang bukti, seperti dua senjata api jenis jenis revolver, satu senpi jenis pen gun dan belasan amunisi.
"(Senpinya) rakitan. (Pelurunya) organik tapi dibelinya secara ilegal. Mereka random saja rumah mewah. Uangnya yang pasti untuk kehidupan, berfoya-foya," pungkasnya.
Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan komplotan ini juga sempat beraksi di Lampung. Mereka mencuri sekitar 20 kg emas.
"Senjata api itu juga digunakan di tempat lain, di Lampung. Di Lampung itu informasinya ada sekitar 20 kg emas. Di sini ada beberapa emas, ada uang dan lain sebagainya," jelasnya.
Gidion menjelaskan para pelaku ini cukup berani saat menjalankan aksinya. Pasalnya, komplek tersebut juga dilengkapi dengan pengamanan dari satpam.
"Kasus ini menurut saya sangat berani karena melakukan suatu kejahatan di sebuah lokasi yang mempunyai pengamanan yang baik. Ada (satpam), pembantunya saat itu keluar," sebutnya.
Mantan Kapolres Jakarta Utara itu mengatakan uang hasil pencurian itu juga digunakan para pelaku untuk membeli senjata. Senjata itu digunakan untuk melakukan perampokan di lokasi lainnya.
"Tapi banyak harus kita ungkap lebih dalam, nanti kita dalami dengan penyidikan. Dari hasil kejahatan ini juga dibeli untuk membeli senjata api yang digunakan untuk melakukan tindak pidana lagi," pungkas Gidion. (*/media)