-->

Notification

×
Copyright © Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Cari Pencuri Hp Miliknya, Remaja di Siantar Dikeroyok 9 Orang

Gimson Sitanggang, SE
20 Maret 2024, 03:57 WIB Last Updated 2024-03-19T20:57:18Z
Cari Pencuri Hp Miliknya, Remaja di Siantar Dikeroyok 9 Orang

SIANTAR | buser-investigasi.com


Seorang remaja yang berprofesi sebagai pelayan di salah satu kafe di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut) Jhon Melki Damanik (19), dikeroyok sembilan orang. Saat itu, korban tengah mencari pelaku pencurian handphone miliknya.


Kapolsek Siantar Martoba AKP Riswan mengatakan pengeroyokan itu terjadi di Jalan Penyerang, Kecamatan Siantar Sitalasari, Jumat (15/3/2014) sekira jam 01.00 WIB. Dua dari sembilan pelaku berinisial YD (20) dan EKGL (16) diamankan pada Sabtu (16/4). Sementara tujuh pelaku lainnya, yakni GSPL, EL, S, ZS, JPS, K, dan AS masih dalam pengejaran pihak kepolisian.


"Tempo satu hari, tepatnya hari Sabtu, Polsek Siantar Martoba berhasil mengamankan dua orang dari sembilan pelaku pengeroyokan waiters bernama Jhon," kata AKP Riswan, Selasa (19/3).


Riswan mengatakan pengeroyokan itu berawal pada Kamis (14/3) siang. Saat itu, pelaku EKGL datang ke mess kafe tempat korban bekerja, di Jalan Sibolga, Kecamatan Siantar Selatan.


Pelaku EKGL saat itu bertemu dengan rekan korban sesama pelayan kafe bernama Syarif Syaputra. Lalu, sekira pukul 16.00 WIB, pelaku EKGL mengambil Hp dari tangan korban yang kebetulan tengah tertidur.


Setelah itu, pelaku pergi menuju salah satu warnet di Jalan Sisingamangaraja dan menggadaikan Hp tersebut kepada pelaku JPS seharga Rp 200 ribu.


"Sekira pukul 18.00 WIB, korban terbangun dan melihat Hp sudah tidak ada, sehingga korban menanyakannya ke saksi Syarif Syaputra. Mendengar itu saksi Syarif mengatakan bahwa EKGL ada menggunakan Hp milik korban," ujarnya.


Setelah selesai bekerja sekira jam 23.00 WIB, korban bersama dua temannya pergi mencari pelaku EKGL untuk meminta Hp miliknya. Setibanya di rumah pelaku, korban menceritakan perbuatan pelaku kepada ayah EKGL, yakni GSPL yang juga menjadi salah satu pelaku pengeroyokan itu.


Orang tua EKGL pun mengajak korban mencari pelaku dan menemukannya di salah satu warnet yang tak jauh dari rumah pelaku. Selang beberapa waktu, korban bertemu dengan JPS dan menanyakan Hp-nya yang digadaikan pelaku.


"Mereka menanyakan apakah ada uang korban untuk menebus Hp-nya itu, namun korban mengatakan tidak ada. Kemudian, korban mengatakan bahwa di dalam HP miliknya tersebut ada yang diaplikasi dana miliknya," jelasnya.


Saat dicek, ternyata tidak ada uang di aplikasi dana tersebut. Akibatnya, para pelaku yang tengah berada di lokasi, emosi dan mengeroyok korban.


Riswan menyebut para pelaku ini memiliki peran yang berbeda-beda, pelaku S memukul hidung korban menggunakan tangannya, EL memukul kening korban, pelaku AS mengaku-ngaku sebagai anggota polisi dan menyikut hidung korban.


Lalu, pelaku GSPL dan YD menendang kepala korban, pelaku ZS menampar pipi, pelaku EKGL meninju pipi dan pelaku PS memukul hidung korban.


"Tidak terima dikeroyok, korban dalam kondisi babak belur bersama kedua saksi pergi dari tempat kejadian dan pada siang harinya membuat laporan ke Polsek Siantar Martoba. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami bengkak pada bagian wajah dan hidungnya," ujar Riswan.


Pihak kepolisian yang menerima laporan kejadian itu lalu memburu para pelaku dan mengamankan dua di antaranya. Kedua pelaku ini diserahkan oleh pihak keluarganya ke Polsek Siantar Martoba.


Namun, terhadap pelaku EKGL tidak dilakukan penahanan atas permintaan keluarga, karena masih anak di bawah umur.


"Keluarga membuat surat jaminan permohonan untuk tidak dilakukan penahanan terhadap EKGL karena masih di bawah umur. Begitupun terhadap EKGL tetap wajib lapor dan diproses hukum. Untuk tujuh pelaku lainnya hingga saat ini masih dalam tahap pengejaran," jelasnya.


Riswan menyebut sebagian pelaku ini memang mengenal korban. Namun, sebagiannya lagi tidak mengenal dan hanya ikut-ikutan mengeroyok korban. Lalu terkait pelaku AS yang sempat mengaku sebagai anggota polisi, Riswan menegaskan bahwa pelaku AS bukan personel polisi.


"Hubungan kesembilan pelaku dengan korban, ada salah satu pelaku pernah bekerja di kafe (tempat korban bekerja). Ada beberapa pelaku yang juga dikenal oleh korban dan ada juga tidak saling mengenal, namun ikut-ikutan memukul atau menganiaya korban. Pelaku AS bukan anggota polisi dan dalam perkara tersebut tidak ada polisi," pungkasnya. (*/wn)

Komentar

Tampilkan

  • Cari Pencuri Hp Miliknya, Remaja di Siantar Dikeroyok 9 Orang
  • 0

Terkini