 |
| Sejumlah Kepala Desa Merasa Terbebani Oleh Program Bupati Samosir |
Samosir | buser-investigasi.com
Sejumlah kepala desa (Kades) akhir-akhir ini mengeluhkan dan merasa terbebani oleh Program “Bunga Desa” yang telah dicanangkan Vandiko T Gultom sejak dilantik sebagai Bupati Samosir. Pasalnya, pembiayaan program Bupati Berkantor di Desa itu sepenuhnya ditanggung kepala desa yang dikunjungi bupati.
Ironisnya program yang membebani kepala desa itu, malah tidak berdampak pada desa. Bahkan segala aspirasi atau persoalan yang disampaikan langsung kepada bupati saat berkantor di desa itu, nyaris tidak ada yang terlaksana.
Hal tersebut disampaikan salah satu kepala desa yang tidak mau disebut namanya, melalui percakapan aplikasi WhatsApp, Rabu (1/11).
Menurutnya, masyarakat desa yang mendapat giliran melaksanakan program Bunga Desa itu merasa terganggu, sebab satu harian aktivitas ekonomi masyarakat menjadi terhenti. “Anak-anak sekolah juga terganggu belajar karena harus dilibatkan untuk tari-tarian penyambutan bupati dan jajarannya ke desa yang dikunjungi,” kata kepala desa tersebut.
Dia juga mengatakan biaya kegiatan “Bunga Desa” yang nilainya bisa puluhan juta rupiah malah sepenuhnya ditanggung para kepala desa (Kades) yang desanya mendapat giliran dikunjungi bupati untuk berkantor.
Hal senada disampaikan kepala desa lain yang telah melaksanakan program Bunga Desa. Dia membenarkan seluruh biaya yang keluar untuk kegiatan itu tidak ada dibantu Pemkab Samosir. “Seluruh biayanya ditanggung desa kita,” katanya.
Ketika hal tersebut dipertanyakan kepada Pemkab Samosir, Kabag Umum Pemkab Samosir Elman Silalahi mengakui kalau anggaran terkait kegiatan Bunga Desa memang tidak ada dibantu Pemkab. “Hanya sebatas bantuan pengurusan administrasi desa seperti pengurusan KTP dari dinas capil, dinas perizinan dan dinas lainnya guna untuk mempermudah masyarakat,” kata Elman Silalahi.
Seperti diketahui, program Bunga Desa itu dimana bupati berkantor seharian di satu desa. Namun kedatangan bupati dan rombongannya untuk berkantor di desa itu juga harus mengumpulkan masyarakat desa setempat, ditambah ada acara penyambutan. Program itu dilakukan ke seluruh desa sesuai giliran masing-masing. (Dongan. PS)
